apakah anda menyukainya?


Sabtu, 26 Juni 2010

photo


UTD



kegiatan PMI dalam menyelenggarakan pengadaan darah adalah dengan cara :

- Pemilihan (seleksi) penyumbang darah.

- Penyadapan darah

- Pengamanan darah

- Penyimpanan darah

- Penyampaian darah

Sedangkan dari segi moral dan etika, pengadaan darah dilakukan atas dasar “sukarela” tanpa maksud mencari keuntungan maupun menjadikan darah obyek jual beli. Hasil kegiatan UKTD PMI adalah darah yang sehat, aman dan tersedia tepat waktu. Disamping itu darah dapat diolah menjadi komponen-komponen darah yang dapat diberikan kepada pasien dengan tepat waktu sesuai kebutuhan. Darah tidak boleh diperjualbelikan dengan dalih apapun juga, karena darah diberikan oleh donor dengan sukarela.

DDS (Donor Darah Sukarela) adalah donor darah yang memberikan darahnya dengan sukarela tanpa melihat sendiri atau mengetahui kepada siapa darah itu akan diberikan.

DDP (Donor Darah Pengganti) adalah donor darah yang darahnya diberikan untuk menolong saudaranya atau temannya yang sakit, yang memerlukan darah. Secara historis, atas dasar kemanusiaan dan kedermawanan, sejak tahun 1950 PMI sudah mulai melakukan kegiatan pengelolaan sumbangan darah. Namun barulah tahun 1980, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, yang menugaskan PMI untuk menyelenggarakan transfusi darah, termasuk hubungan kerja antara PMI dengan Departemen Kesehatan.

Dalam tahun 1992, oleh pemerintah telah dikeluarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1992 di mana Pelayanan Usaha Transfusi Darah telah diatur didalamnya. Inilah landasan Hukum bagi penyelenggaraan UKTD (Upaya Kesehatan Transfusi Darah). Disamping prasarana tersebut, masalah kedermawanan darah di Indonesia mempunyai infra struktur yang kokoh, yaitu “PANCA SILA” sebagai falsafah bangsa Indonesia, sehingga usaha transfusi darah di Indonesia harus dilakukan berdasarkan perikemanusiaan dan kesukarelaan.

Prasarana lain yang cukup besar artinya adalah fakta soal pemindahan darah antar manusia yang bersumber dari kalangan umat Islam di Indonesia yang menyatakan bahwa Usaha Transfusi Darah dapat dibenarkan.

1. UNIT TRANSFUSI DARAH (UTD)

Di seluruh Indonesia terdapat secara resmi 188 UTD yang dikelola PMI dan 34 UTD rumah sakit (non-PMI).Yang ideal adalah jika disetiap

Kabupaten/Kodya/Kotif terdapat sebuah Unit Tranfusi Darah. Di Indonesia terdapat 316 Kabupaten/Kodya/Kotif. Terlihat disini bahwa masih banyak Kabupaten / Kodya / Kotif yang belum memiliki UTD, terutama di luar Jawa.Daerah yang telah memiliki rumah sakit, sudah pasti sedikit atau banyak memerlukan darah sebagai pengobatan/sarana pengobatan, namun pembentukan UTD di daerah tidak dapat dipaksakan begitu saja dari atas, tetapi harus dari bawah ke atas dan ada persyaratan yang perlu dipenuhi antara lain :

1. Adanya kebutuhan darah minimal 100 kantong darah sebulan.
2. Adanya penyumbang darah minimal 300 orang.
3. Memiliki fasilitas bangunan dengan ruang yang diperlukan.
4. Mempunyai peralatan dan perbekalan yang diperlukan.
5. Tersedia tenaga yang diperlukan antara lain dokter sebagai Kepala, Asisten transfuse darah, Tata Usaha, dan sebagainya.
6. Mendapat persetujuan dari pengurus Pusat PMI
7. Izin operasional dikeluarkan oleh DINKES setempat.

Bagi suatu daerah yang PMI – nya belum memiliki UTD, maka penyediaan darah untuk tranfusi darah dapat langsung dilakukan oleh Rumah Sakit setempat. Apabila PMI telah sanggup untuk membentuk UTD, maka penyelenggaraan UKTD oleh PMI (dilaksanakan oleh PMI).

Didalam menyelenggarakan UKTD, UTD melaksanakannya dengan prinsip mandiri, otonom dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Peranan Pengurus PMI dalam hal ini antara lain adalah :

- Memberikan pembinaan dan pengawasan kepada UTD.

- Memberikan bantuan dana / financial.

- Mengusahakan bantuan dari sumber lain.

- Mengesahkan program kerja dan program anggaran UTD.

- Meneliti laporan UTD, termasuk laporan keuangan.

1. Logistik

Selain logistik perkantoran pada umumnya, logistik khusus untuk UKTD terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Alat-alat UKTD, yaitu alat-alat teknik yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan UTD, antara lain :

- Timbangan badan, stetoskop, tensimeter, alat periksa hemoglobin, alat periksa golongan darah.

- Bank darah / lemari penyimpan darah, incubator, waterbath, mokroskop centrifuge, dan sebagainya.

1. Ketenagaan :

Tenaga inti dalam UTD adalah :

1. Dokter sebagai kepala UTD
2. Asisten Transfusi Darah (ATD), sebagai tulang punggung pelaksanaan UKTD.

Untuk UTD standart (UTD Cabang), diperlukan tenaga :

- Dokter : 1 orang, sebagai Kepala UTD Cabang

- ATD : 2 orang, sebagai Kepala UTD Cabang

- Tata Usaha : 1 orang

- Bendahara : 1 orang

- Pekarya : 1 orang

- Sopir : 1 orang

Tenaga tersebut diusahakan sendiri oleh pengurus cabang PMI yang bersangkutan. Tenaga tersebut dapat diperoleh dari PEMDA / KANDEPKES setempat dengan status dipekerjakan atau diperbantukan, bagi tenaga yang menjadi karyawan PMI sendiri penggajian disesuaikan dengan peraturan Gaji pegawai Negeri Sipil (PGPNS).

1. Donor Darah

Donor Darah memegang peranan penting dalam UKTD, tanpa donor darah, UKTD tidak mungkin berjalan.

Sesuai dengan PP 18/80, PMI memberi sekedar penghargaan kepada para Donor Darah Sukarela yang telah beberapa kali menyumbangkan darahnya dengan sukarela.

5 x menyumbang, diberi piagam dengan pin plastic

15 x menyumbang, diberi piagam dengan pin perunggu

30 x menyumbang, diberi piagam dengan pin perak

50 x menyumbang, diberi piagam dengan pin sepuh emas

75 x menyumbang, diberi piagam dengan pin emas, dan kesempatan bersilaturahmi dengan Bapak Presiden di Jakarta.

100 x menyumbang, oleh Departemen Sosial RI diberikan penghargaan berupa piagam dan “Satya Lencana Kebaktian Sosial” di Jakarta.

1. PERHIMPUNAN DONOR DARAH INDONESIA (PDDI)

Donor Darah perlu dibina agar berkelanjutan.

Dengan adanya organisasi PDDI, PMI sangat terbantu dalam hal pembinaan Donor Darah Sukarela yang berkelanjutan. PDDI dengan PMI adalah mitra kerja yang masing-masing tergoranisasi secara terpisah dan mandiri. Di dalam kampanye menyebar (recruitmen) Donor Darah Sukarela, diusahakan untuk tidak ada tumpang tindih kegiatan-kegiatan yang merugikan, bahkan perlu dijalin kerjasama yang erat serta penggunaan dana yang efisien. Penyerahan Donor Darah Sukarela dapat dijalankan secara terpadu maupun sendiri-sendiri. PDDI dan PMI saling mengembangkan pemberian bantuan dalam bentuk saling menunjang, sesuai dengan kemampuan namun tidak saling mengikat.

1. Pendanaan

Dalam pembentukan dan pengoperasian UTD dipakai prinsip “Kemandirian” atau “Otonomi”. Lalu dari mana diperolehnya biaya?

Untuk modal pertama diperoleh dari sumbangan Pemerintah Daerah, Departemen Kesehatan, PMI dan para dermawan lain.

Untuk biaya operasional, selain diperoleh dari sumber diatas, terutama diperoleh dari :

1. PC PMI yang bersangkutan, yaitu 20% dari Bulan Dana.
2. Hasil pengumpulan dari biaya layanan (service cost).
3. Sumber lain yang sah.

Darah tidak boleh diperjual belikan dengan dalih apapun, tetapi untuk mendapatkan darah yang siap pakai diperlukan pengelolaan darah yang membutuhkan biaya. Biaya inilah yang disebut Biaya Pengelolaan Darah atau Service Cost, yaitu biaya yang dibebankan kepada pasien untuk mengganti biaya pengelolaan darah. Di dalam menentukan biaya pengelolaan darah tidak boleh ada unsure mencari keuntungan dan penetapan besarnya biaya tersebut diberikan oleh Dinas Kesehatan setempat.

Minggu, 20 Juni 2010

hujan dan pelangi





“ Jadi kan pa? nanti papa nunggunya ditaman aja, mimi lagi siap-siap nih, paling setengah jam lagi nyampe. Udah ya pa… da….” Pelangi mengakhiri pembicaraannya dengan pacarnya Fatir melalui telefon.
“ Cie...papa...mimi kangen nih...huekh... “ Dinda menjulurkan lidah, meledek Pelangi.
“ Apaan sih lo ?” Pelangi sewot
“ Ea elo masih pacaran aja manggilnya udah papa mimi. Ih...” Dinda merasa jijik.
“ Suka-suka gue dong, itu kan panggilan sayang gue buat dia “ Pelangi membela diri.
“ Ia deh...mau nyamain Anang-KD ya ?” Dinda menyenggol pundak Pelangi dengan pundaknya.
“ Ya enggak lah..kalo Anang-KD kan manggilnya pipi-mimi, kalo gue kan papa-mimi. Lagian Anang-KD juga udah cerai kan ? gimana sih lo ?”
“ Kalo gitu lo jadi generasi penerusnya aja dong. Nanti kalo lo udah kawin, panggilan sayangnya pipi-mimi...eh, nggak-nggak..lo manggilnya papa-mimi aja biar jadi trend baru. Terus kalo lo punya anak 2 aja, kalo bisa cewek sama cowok biar tambah mirip Anang dan Krisdayanti...hehehe...” Celetuk Dinda ngawur.
“ Ih...dasar, ngaco lo. Udah mikirin kawin segala. Gue kan masih kelas 2 SMA, umur gue juga baru 16 tahun. Apalagi kalo niruin Anang-KD. Ogah banget..., nggak kreatif.. nanti gue malah disangka plagiarist atau duplicator lagi “
“ Yaudah deh...terserah lo “ Dinda menyerah.
“ Ya emang, terserah gue, suka-suka gue, mau-mau gue...udah akh, daripada ngomong sam lo yang nggak jelas en nggak penting mendingan gue ketemu papa “
“ Yaudah gih sono pergi, kalo perlu nggak usah balik-balik lagi “
“ Sirik aja lo, makannya cari cowok dong jangan ngejomblo terus... lo belum ngerasain jatuh cinta sih “ Ledek Pelangi. “ Pengumuman-pengumuman...siapa yang punya anak bilang aku, aku yang tengah malu sama teman-temanku karna Cuma diriku yang tak laku-laku “ Lanjut Pelangi menyindir Dinda dengan lagu wali yang berjudul Cari Jodoh. Dinda marah dan Pelangi lari pergi meninggalkan Dinda.
“ Kurang aja lo, awas ya... suara jelek aja dipamerin, pake ngeledek segala lagi. Gini-gini gue lebih tua beberapa bulan dari lo tau “ Dinda teriak dari kejauhan.
“ Yaudah maafin aku mba Dinda...” Pelangi berteriak sangat keras.
“ Ya..tapi nggak usah panggil mba juga..” Dinda berteriak lebih keras.
Pelangi semakin lama semakin tak terlihat.
***
“ Hai pa...mimi tepat waktu kan?” Pelangi setengah berlari.
“ Tepat waktu apanya, mimi telat 1 menit “
“ Ya... papa, 1 menit doang “
“ Sama aja, mimi sampe disini lebih dari waktu yang ditentukan kan ?”
“ Iya sih...yaudah lah itu nggak penting, yang penting mimi udah nyampe sini, terus sekarang kita mau kemana ?”
“ Mendung-mendung gini, ditambah udara dingin enaknya makan makanan kesukaan mimi “
“ Apaan tuh ?” Tanya Pelangi. “ Bakso” Fatir tersenyum dan terlihat semakin keren.
“ Mau…mau…mau…, mau banget. Dimana pa ?”
“ Di abang tukang bakso langganan mimi, bakso bang kumis “
“ Yuk “ Pelangi menggandeng tangan Fatir
Pelangi dan Fatir pergi ke warung bakso bang kumis dengan mengendarai sepeda motor. Ditengah perjalanan, hujan turun dan semakin lama hujan semakin lebat sehingga Fatir menambah kecepatan laju motornya dan menyuruh Pelangi berpegangan dan memeluk Fatir agar tidak terjatuh. Setelah beberapa menit perjalanan, Pelangi dan Fatir akhirnya sampai diwarung bakso bang kumis dengan baju basah kuyup.
Dengan badan menggigil kedinginan. Pelangi dan Fatir masing-masing memesan semangkok bakso yang hangat. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya semangkok bakso telah tersedia dihadapn mereka. Bakso yang benar-benar menggoda selera dan memang terkenal karena rasanya yang enak sehingga tak heran kalau Pelangi menjadi salah satu penggemar berat bakso bang kumis, kareana memang dari dulu Pelangi sangat suka bakso. Menurut Pelangi, bakso kurang enak dan kurang mantap tanpa sambal, Karena Pelangi memang sangat suka pedas. Tidak segan-segan, Pelangi menambahkan 2 sendok makan sambal pada baksonya.
“ Mi, kamu nggak salah ya ? mimi mau makan bakso apa makan sambal ? nggak takut sakit perut apa ?” Fatir heran. “ Ya nggak lah pa..papa kaya nggak tahu mimi aja, mimi kan paling suka pedas ya mimi makan baksonya pake sambal “ Pelangi meringis.
Pelangi dan Fatir menikmati semangkuk bakso yang hangat dengan ditemani rintik hujan dan udara yang dingin. Setelah selesai makan, Fatir mengajak Pelangi pulang dan menerobos hujan. Sepanjang perjalanan menuju rumah Pelangi, Pelangi terhanyut dalam dekapan hangat Fatir. Pelangi merasa sangat bahagia walaupun didampingi hujan, karena…hujan mendekatkannya dengan Fatir.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit. Pelangi dan Fatir sampai dirumah Pelangi. Mereka mengobrol diteras depan rumah Pelangi.
“ Mi, ada yang perlu papa omongin “
“ Ngomong aja pa…nggak ada yang ngelarang kan ?”
“ Mi, papa kan udah lulus SMA, terus mimi juga bentar lagi berangkat sekolah, masuk tahhun ajaran baru dan kelas 2 SMA “
“ Iya…semua orang juga udah tau kan, terus?”
“ gini mi, papa disuruh bonyok buat kuliah diluar negeri “
“ Apa ?” Pelangi kaget
“ Iya, awalnya papa juga nggak mau..tapi bonyok tetep maksa dan udah nyiapin semuanya buat papa. Bonyok kan pengen banget papa sekolah tinggi diluar negeri.. papa akan kuliah di Astralia dan mengambil bagian management. Papa juga nggak tahu berapa lama disana dan kapan akan pulang. Tiga jam lagi papa akan berangkat ke bandara. Maaf mi..sebenarnya hari ini papa ngajak jalan mimi untuk yang terakhir kalinya dan sebaiknya…sebaiknya kita putus mi “ Jelas Fatir. “Putus? Kenapa mesti putus pa ? mimi ngerti kok, mimi terima kalau papa mau berangkat keluar negeri untuk menimba ilmu. Mimi juga ngerti kalau kita nggak akan ketemu dalam waktu yang lama, tapi kenap akita harus putus? Walaupun nggak ketemu kita masih bisa berhubungan dan berkomunikasi kan? Masih ada telepon, kita juga bisa sms, ya..walaupun kita harus berhubungan jarak jauh, tapi mimi terima kok, mimi nggak masalah “ Mata Pelangi berkaca-kaca.
“ Tapi papa nggak bisa mi, papa nggak bisa hubungan jarak jauh, itu justru akan nyiksa papa. Papa pengen bener-bener focus sekolah. Mimi juga pasti capek nungguin papa yang belum jelas nanti kapan pulangnya jadi lebih baik kita putus. Sekarang papa harus pulang karena papa sebentar lagi akan berangkat ke bandara. Maafin aku Pelangi “ Fatir pergi meniggalkan Pelangi dan mengendarai sepeda motornya untuk segera pulang kerumah. Pelangi meneteskan air matanya dan berlari mengejar Fatir di tengah hujan. “ Fatir..” Laju motor fatir semakin lama semakin kencang. Pelangi tidak bisa mengejar dan akhirnya ia berhenti didepan kebun yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah Pelangi. Pelangi duduk dirursi panjang di depan kebun yang sengaja disediakan pemilikya. Pelangi duduk dan tertunduk ditengah hujan sembari menangisi kepergian Fatir. Pelangi terhanyut dalam kesedihannya dan tiada hentinya meneteskan air mata. Pelangi berharap, tetesan air mata yang telah ia keluarkan adalah kenangannya bersama Fatir, agar tiap tetes air mata yang jatuh dan hilang begitu saja mewakili hatinya agar dia bisa melupakan kenangan yang telah ia lewati bersama Fatir.
Saat Pelangi sedang asik merenung dan menangis, tiba-tiba sesosok laki-laki datang menghampirinya dan duduk disamping Pelangi.
“ Permisi mba, saya boleh kan duduk disini “. Laki-laki yang belum dikenal itu tersenyum pada Pelangi. “ Kenalin, aku Rainaldy panggil aja aku Rain. Kalo nama mba siapa ?” Lanjutnya sambil mengulurkan tangannya pada Pelangi. Pelangi tidak menyambut uluran tangan Rain dan mengacuhkannya.
“ Ujan-ujanannya kok disini aja mba, kenapa nggak keliling? Lebih seru loh, daripada mba diem aja disini”
“ Diem...!!!! ini bukan urusan lo, lo nggak tahu apa-apa “ Bentak Pelangi
“ Cantik-cantik kok galak banget sih mba...ih...serem... aku tahu kok, sekarang mba itu lagi ada masalah. Gini mba ya, semua orang itu pasti punya masalah tapi tergantung bagaimana masing-masing orang mengatasi masalahnya tersebut. Ada yang mencoba jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya, ada yang sampe gila karena menghadapi masalah yang berat, depresi. Tapi saya saranin supaya mba hadapi aja masalah seberat dan sebesar apapun jangan lari dari masalah. Jadikan halangan atau masalah mba itu menjadi sebuah tantangan. Oke!!” jelas Rain panjang lebar.
“ Banyak omong lo, sebenernya mau apa sih lo kesini ?”
“ Mba suka hujan ya ? aku juga suka loh mba “
“ gue nggak peduli!!!”
“ Mba tahu nggak kenapa nama saya Rainaldy ?”
“ Mana gue tahu, tanya sana sama bonyok lo “ pelangi semakin terpancing untuk berbicara.
“ Jadi gini mba, waktu aku lahir kedunia ini pas banget waktu itu turun hujan makannya aku dikasih nama Rain, terus Aldy itu singkatan dari nama mama papa aku yaitu Aly dan Diana. Gitu mba.. kalo mba seendiri kenapa suka hujan ?“
“ Mau tau aja sih lo, tapi..nama sama cerita lo lucu juga sih..”
“ iya dong...kalo gitu aku boleh tau dong siapa nama mba?”
“ gue Pelangi “
“ Pelangi?? Nama mba juga lucu... pas banget nih.. setelah hujan,ada Pelangi.Hehehe..”
Rain tertawa.
“ Iya...Eh tapi perasaan gue nggak pernah liat lo deh”
“ iya..gue kan baru pindah tadi pagi, tuh rumah baru gue “ Fatir menunjuk kesalah satu rumah.
“ Deket dong sama rumah gue, justru sebelahan. Rumah gue disebelah kanan rumah lo”
“ oh.. kebetulan. Gue kapan-kapan boleh main kan?”
“ Silahkan aja, asal jangan minta makan aja”
“ yaudah, okelah kalo begitu”
“ hahaha...” Rain dan Pelangi tertawa.
Setelah ngobrol-ngobrol, Rain dan Pelangi pulang kerumah masing-masing. Pelangi langsung pergi kekamar mandi untuk mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai mandi, pelangi berganti pakaian dan setelah semuanya selesai, ia langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Saat Pelangi sedang asyik melamun, tiba-tiba terlintas bayangan wajah Rain di pikirannya.
“ rain...walaupun nyebelin, tapi lo nyenengin juga” Ucap pelangi dari relung hatinya yang terdalam.
***
Keesokan harinya, Rain mengajak Pelangi ke kebun tak jauh dari tempat tinggal mereka sekaligus tempat pertemuan mereka untuk yang pertama kalinya.
“ Pelangi, gue mau ngomong sesuatu sama lo” Rain menatap wajah Pelangi.
“ Mau ngomong aja, ngomong aja”
“ Sejak pertama gue kenal lo, kemaren ditempat ini. Gue ngerasa cocok dan klop banget sama lo, jadi mau nggak lo....?”
“ lo apa?”
“ Mau nggak lo jadi sahabat gue “
“ oh...sahabar, ia gue mau kok jadi sahabat lo. Dari pertama juga gue udah cocok kok sam lo, kirain tadi lo mau ngomong apa?”
“ Emang tadi lo kira gue mau ngomong apa?”
“ Enggak “ Pelangi tersenyum
“ Ea...kalo gue mau nyatain cinta kan nggak mungkin, kita kan baru kenal kemaren. Jadi kita sahabatan aja dulu. Siapa tahu nanti sahabat jadi cinta, ia nggak?” Rain tertawa, Pelangi pun ikut tertawa.
“ Nih buat lo “ Rain memberikan secarik kertas pada Pelangi. Pelangi membaca goresan tinta pada kertas tersebut.

Kadang Tuhan menyembunyikan matahari
Kemudian mendatangkan hujan dan petir
Yang menyambar, kita menangis dan bertanya...
Kemana hilangnya matahari?
Rupanya dia hendak memberi kita Pelangi.

“ Bagus..makasih ya Rain “ Pelangi tersenyum, Rain pun membalas senyum Pelangi.


BY : V3

Sabtu, 19 Juni 2010

grafologi TTD

• Tanda tangan terputus-putus itu perjalanan hidupnya tersendat-sendat. Tidak punya rencana awal yang matang. Kalau ruwet dan melingkar-lingkar, orangnya suka mengeluh, sering memikirkan susahnya ketimbang senangnya
• Bentuk tanda tangan kecil menyimpan banyak rahasia. Bila berperkara dengannya sulit terselesaikan. Pernik-pernik pada tanda tangan pertanda hidup si empunya dimata-matai orang. Juga bisa diibaratkan sebagai gangguan dari luar. Bisa juga orang itu suka memanipulasi diri, mengada-ada atau bohong.
• Garis bawah pun punya arti. Kalau garisnya menempel di bawah tanda tangan, hidupnya tergantung pada orang lain.Garis bawah sebaiknya tidak menyentuh tanda tangan. Goresan pada akhir tanda tangan harus lepas. Kalau ujungnya ke bawah, di hari tua sakit-sakitan, dan makin sengsara. Apalagi kalau ujungnya membentuk kait, hidupnya akan terus dililit utang,
• Bila tanda tangan identik dengan karakteristik teks tulisan tangan, bisa disimpulkan penulisnya sudah merasa puas dengan dirinya sendiri. Tidak ingin menonjolkan diri, tulus hati, dan teguh.
• Akan bermakna lain lagi bila sebuah tanda tangan disertai dengan unsur tambahan berupa tanda titik, yang biasanya muncul pada akhir tanda tangan. Selain memberi kesan rasa waswas penulis kalau-kalau tanda tangannya dipalsukan oleh orang lain, tanda titik bisa juga melambangkan pendirian yang stabil, rasa curiga, dan mencoba menjaga jarak.
• Yang juga penting dianalisis, adalah perbedaan tanda tangan dengan teks tulisan, serta letak (penempatan) tanda tangan. Tulisan tangan mencerminkan perasaan terdalam penulis, sedangkan tanda tangan bisa menggambarkan keinginan (cita-cita) penulis
• Penempatan tanda tangan tepat di atas garis yang tersedia menunjukkan ia respek terhadap diri sendiri maupun otoritas. Bila agak di atas garis menandakan kegembiraan berkaitan dengan dokumen yang ditanda tangani itu. Di bawah garis berarti depresi.
• Tanda tangan beralur naik mencerminkan rasa percaya diri yang besar. Alur menurun,
suasana suram.Tanda tangan berdesakan ke sebelah kiri dari tempat yang tersedia menunjukkan rasa takut (pada orang lain atau kegagalan). Sebaliknya kalau cenderung ke arah kanan, berarti kurang perhatian dan ceroboh.
• Tanda tangan lebih kecil daripada teks tulisan mengungkapkan keinginan untuk menyendiri. Sebaliknya tanda tangan besar pertanda ingin menonjolkan diri, atau ekstrovert. Bila hurufnya besar dan rapat, pertanda kesombongan.Sementara pendapat lain menyebutkan tanda tangan kecil, mampat dan pendek pertanda rasa rendah diri. Tanda tangan besar dan bergaris bawah menunjukkan kurang selera atau ego berlebihan.
• Koreksi pada tanda tangan menunjukkan ketidakpuasan pribadi. Tanda tangan yang dikoreksi, mengarah ke kiri dan alurnya menurun menandakan kebencian diri sendiri. Bentuk yang banyak koreksian bisa berkaitan dengan sifat antisosial. Tanda tangan tak terbaca pertanda kurangnya perhatian terhadap komunikasi. Sebaliknya, kalau jelas dan mudah dipahami pertanda kejujuran dan sifat dapat dipercaya